Thursday 27 August 2015

Contoh Perusahaan yang menerapkan Strategi Generik

Definisi strategi generik menurut M. Porter adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis.

Menurut Michael Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi generik). Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli dengan perubahan harga.
 Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

a. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga bahkan menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan kefektifan biaya.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan



harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).)
Contoh perusahaan yang menerapkan: 
·         Toyota, dilihat dari implementasi JIT (Just in Time) sehingga proses produksi bisa dipotong, efisiensi dapat tercapai.
·         Beberapa contoh perusahaan yang terkenal kare strategi keunggulan biaya adalah Wal-Mart, BIC, Mc Donald’s, Black and Decker, Lincoln Electric, dan Briggs and Sratton.





Tuesday 25 August 2015

Bab 5. pelaporan segmen, evaluasi pusat investasi dan penetapan harga transfer ( lanjutan )



1.      Pungukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI
Pusat-pusat investasi umumnya berdasarkan pengembalian atas investasi. Ukuran-ukuran lainnya sebagai berikut:
a)      Pengembalian atas investasi
Divisi-divisi yang merupakan pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan neraca sendiri. Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan menghitng pengembalian atas investasi (return on investment –ROI), yaitu laba yang diperoleh untuk setiap dolar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi.
Persamaan ROI sebagai berikut:

            ROI = Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata

Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan.
     
      Aktiva perasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir)
                                                                                                2
           Hal yang penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan, untuk membandingkan ROI antar berbagai divisi sepanjang waktu. Rumus ROI cepat dan mudah digunakan, namun memerinci ROI dalam margin dan rasio-rasio perputaran memberikan informasi tambahan.                   







b)     Margin Perputaran
Cara lain untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.
      ROI = Margin x Perputaran
              = Laba Operasi x             Penjualan 
                  Penjualan         Aktiva oprasi rata-rata


“Penjualan” dalam rumus di atas bisa dihapuskan untuk menghasilkan rumus ROI yang awal, yaitu Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata.
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dolar yang diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan.

Keunggulan ROI
      Keuntungan dari penggunaan ROI sebagai berikut:
1)      ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi
2)      ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya
3)      ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.

Kelemahan Pengukuran ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Dua aspek negatif ROI sebagai berikut:
1)      ROI mengakibatkan fokus yang semit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan profitabilitas keseluran perusahaan.



2)      ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.

2.      Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai Tambah Ekonomi.
Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, tetapi menurunkan ROI divisi, beberapa peusahaan telah menerapkan alternatif ukuran kinerja, seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah cara alternative untuk menghitung laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.

Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba residu = Laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol, divisi memperoleh lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate). Jika laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, laba residu yang sama degan nol menunjukkan divisi memperoleh tetap sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
           
            Keunggulan Laba Residu
Memilih kedua proyek menghasilkan peningkatan laba residu yang terbesar. Penggunaan laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apa pun yang menghasilkan tingkat di atas minimum.
           








Kelemahan Laba Residu
Laba residu, seperti ROI, bisa mendorong orientasi jangka pendek. Masalah lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI, laba residu adalah ukura absolut dari profitabilitas. Jadi, perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.
Salah satu cara yang memungkinkan untuk mengoreksi kelemahan ini adalah menghitung pengembalian atas investasi dan laba residu, serta menggunakan kedua ukuran tersebut untuk evaluasi kinerja. Kemudian, ROI bisa digunakan untuk perbandingan antardivisi.
           
Nilai Tambah Ekonomi
Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Milai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total biaya modal tahunan.
Pada dasarnya, EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai gantidari suatu tingkat pengembalia minimum yang diinginkan perusahaan karena alas an lainnya). Jika EVA positif, maka perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika EVA negatif, maka perusahaan seang menyiapkan modal. EVA membantu perusahaan untuk menentukan apakah uang yang didapatkan lebih besar daripada uang yang digunakan untuk mendapatakan uang tersebut. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang meghasilkan modal atau kekayaan yang dapat bertahan.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar, bukan suatu tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI, karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan biaya actual dari modal. Di pihak lain, secar khusus, pendapatan residual menggunakan tingkat minimum pengembalian yang diharapkan. Para investor menyukai EVA karena menguhubungkan laba dengan jumlah sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.
           






            Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai.  Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan total modal yang dipakai.
Persamaan EVA sebagai berikut:

EVA = Laba operasi setelah pajak – (Persentase biaya modal aktual x Total modal yang dipakai )

Aspek perilaku EVA
EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya, hal inilah yag menjadi penyebab bahwa EVA tidaklah mencukupi untuk membantu mendorong jenis perilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata-mata pada pendapatan operasi. Di banyak perusahaan, tanggung jawab keputusan investasi terletak pada manajemen perusahaan. Akibatnya, biaya modal diperhitungkan sebgai pengeluaran perusahaan. Jika suatu divisi menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan dilaporkan dalam neraca laba rugi perusahaan secara keseluruhan dan tidak diperlihatkan sebagai pengurangan pendapatan operasi divisi. Akibatnya, investasi trlihat seolah-olah bebas biaya bagi divisi.








Komunikasi Bisnis

Berkomunikasi antar Budaya

Memahami Peluang dan Tantangan komunikasi antarbudaya

Komunikasi antar budaya : suatu proses mengirimkan dan menerima pesan antar orang yang latar belakang budayanya dapat membawa mereka mengartikan tanda tanda verbal dan non verbal dengan cara berbeda.
Peluang – peluang dalam pasar global
Dalam pasar global sebagian batas – batas alami dan batas – batas nasional tidak lagi menjadi hambatan yang tidak dapat dilalui sebagaimana hambatan tersebut di masalalu. Pasar domestik terbuka bagi kompetisi seluruh dunia karena bisnis – bisnis dari semua ukuran mencari peluang –peluang untuk pertumbuhan baru di luar negara mereka sendiri.
Keunggulan angkatan kerja yang multikultur
Pemimpin bisnis yang cerdas mengenali keunggulan kelompok yang kompetitif dari angkatan kerja yang beragam yang karyawannya berasal dari  warga negara , agama , dan latar belakang etnik yang berbeda dan juga gender dan kelompok umur yang berbeda.  Angkatan kerja yang beragam memberikan memberikan rentang titik pandang dan ide-ide yang lebih luas , membantu perusahaan memahami dan mengidentifikasi pasar-pasar yang beragam dan memungkinkan perusahaan mampu memiliki kumpulan orang – orang berbakat seluas mungkin.
Tantangan Komunikasi antarbudaya
Keanekaragaman budaya mempengaruhi  cara-cara pesan – pesan bisnis disusun , direncanakan , dikirim , diterima dan diinterpretasikan di tempat kerja.
Meningkatkan Sensitivitas Antarbudaya
Suatu langkah penting ke arah komunikasi antarbudaya yang sukses adalah menjadi lebih sadar akan aturan – aturan ini dan cara aturan – aturan tersebut mempengaruhi  komunikasi anda.





Memahami konsep budaya
Latar belakang budaya anda mempengaruhi cara anda memprioritaskan apa yang penting dalam hidup , membantu mendefinisikan sikap anda terhadap apa yang pantas dalam situasi tertentu dan menetapkan aturan – aturan perilaku .
Mengatasi Etnosentrisme dan Stereotip
Etnosentrisme : kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar , perilaku dan kebiasaan kelompok anda sendiri.  Xenophobia : suatu ketakukan pada orang-orang tak dikenal dan orang-orang luar negri . stereotip : memberikan berbagai macam atribut yang digeneralisasi kepada seorng individu atas dasar keanggotaan individu tersebut dalam satu kelompok budaya tanpa mempertimbangkan karakteristik unik individual tersebut. Pluralisme budaya : suatu praktik yang menerima berbagai budaya sebagaimana adanya.
Beberapa kebiasaan terhindar dari sifat negatif etnosentrisme dan sifat terlalu menyederhanakan masalah dalam stereotip :
-          Hindari membuaat asumsi
-          Hindari menghakimi
-          Akui adanya perbedaan
Mengenali variasi budaya
-          Hewlett - packard  menggbungkan insinyur yang berasal dari AS dengan insinyur dari prancis untuk mendesain piranti lunak , para insinyur dr Amerika mengirimkan email yang panjag dan detail kepada rekan – rekan mereka di prancis. Tetapi para insinyur prancis menganggap bahwa pesan yang panjang itu merendahkan dan membalasnya dengan email yang ringkas dan singkat.
Perbedaan Kontekstual
-          Dalam budaya berkonteks tinggi , seperti korea selatan , taiwan mengandalkan komunikasi nonverbal
-          Dalam budaya berkonteks rendah , seperti AS / jerman yang mengandalkan komunikasi verbal
Praktik – praktik pengambilan keputusan
Dalam budaya berkonteks rrendah , para pebisnis cenderung memfokuskan pada keputusan yang mereka hadapi suatu refleksi dari penekanan budaya pada logika berpikir dan kemajuan.




Teknik pemecahan masalah
Dalam budaya berkonteks rendah , para pebisnis biasanya mengungkapkan problem secara terbuka , mencari penyebab nya dan kmudian seringkali menunjuk pihak yang salah.
Gaya negoisasi
Negoisasi bisnis merupakan pertukaran pesan-pesan yang yang rumit.
Perbedaan Hukum dan Etika
Konteks budaya juga mempengaruhi prilaku hukum dan etika . misalnya karena budaya berkonteks rendah menghargai kata kata tertulis budaya tersebut menganggap persetujuan yang tertulis bersifat mengikat.
Perbedaan – perbedaan sosial
Aturan – aturan sosial yang berbeda  dari suatu budaya ke budaya lain dlm arena tsb :
-          Sikap terhadap kerja dan kesuksesan
-          Peran dan status
-          Menggunakan tatakrama
-          Konsep dan waktu

Perbedaan Nonverbal
-          Ucapan selamat
-          Ruang pribadi
-          Sentuhan
-          Ekspresi wajah
-          Kontak mata
-          Sikap tubuh
-          Formalitas








Perbedaan umur
Di Amerika pada umumnya merayakan orang muda dan khususnya para pebisnis muda yang sukses.
Perbedaan  gender
Persepsi tentang pria dan wanita dalam bisnis juga berbeda – beda dari satu budaya ke budaya yang lain. Di amerikasekarang  para wanita menemukan berbagai macam peluang bisnis yang lebih luas di banding pria.
-          Hierarki di tempat kerja mempengaruhi komunikasi
-          Gaya membuat keputusan mempengaruhi kounikasi
-          Gaya memecaahkan masalah memengaruhi komunikasi
Memperbaiki keterampilan berkomunikasi antarbudaya
-          Mempelajari budaya – budaya lain
-          Mempelajari bahasa lain
-          Memghargai prefensi gaya komunikasi
Menulis dengan jelas
-          Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas
-          Singkat
-          Gunakan elemen transisional
-          Gunakan korespondensi internasional dengan benar
-          Kutip angka dan tanggal secara berhati-hati
-          Hindari slang , frasa , idiom , dan jargon bisnis
-          Hindari humor dan refrensi lain ke budaya populer
Berbicara dengan jelas
-          Berbicaralah dengan pelan dan jelas
-          Jangan mengatakan dengan cara lain ampai hal itu di butuhkan
-          Cari tahu dan bertanya dengan umpan balik
-          Jangan meremehkan orang lain
-          Pelajari frasa asing
-          Perjelas akan apa yang terjadi kemudian












Monday 24 August 2015

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Teori akuntansi memiliki kaitan ang erat dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Pengembangan akuntansi sektor publik  dilakukan untuk memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini terkait upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor publik, yaitu laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan (reliable).
Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut antara lain :
1.      Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan keuangan yang relevan. Sering kali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan kepentingan stakeholder. Manajemen tidak selalu bertindak untuk kepentingan stakeholder, namun seringkali ia bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang lain, misalnya karyawan,investor, kreditor dan masyarakat.

2.      Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik akuntansi yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi selama beberapa periode waktu secara berturut-turut. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke tahun.
3.      Daya Banding
Kendala daya banding terkait dengan objektivitas karena semakin objektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya bandingnya karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan yang berbeda.

4.      Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi,sosial, dan politik serta untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
Permasalahannya adalah semakin banyak kebutuhan informasi, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut. Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.



5.       Ekonomis dalam penyajian laporan
Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan laporan tersebut.
6.      Materialitas
Suatu informasi dianggap material apabila mempengaruhi keputusan, atau jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan yang berbeda.
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan untuk mengimplementasikan standar. Standar akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan.
TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik untuk memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik akuntansi keuangan tersebut adalah :
1.      Akuntansi anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan,pengendalian,dan akuntabilitas.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik ini sangat komplek. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun-akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya aktual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.

2.      Akuntansi komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran,ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan.
3.      Akuntansi dana (fund accounting)
Sistem akuntansi dana adalah metoda akuntansi yang menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana,bukan pelaporan organisasi itu sendiri. Sistem akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Terdapat 2 jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
a.       Dana yang dapat dibelanjakan  (expendable fund) , digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva nersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintah (governmental funds)
b.      Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable fund), untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis akuntansi dana ini biasanya digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds)

4.      Akuntansi kas
Penerapan akuntansi kas adalah pendapatan dicatat pada saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Namun, demikian GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

5.      Akuntansi akrual
Akuntansi akrual dianggap  lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Pengaplikasian accrual basis dala akuntansi sektor publik pada dasarnya adalah untuk menentukan cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada publik.
Perbedaan antara akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual dapat dilihat sebagai berikut :
a.       Basis kas : penerimaan kas – pengeluaran kas = perubahan kas
b.      Basis akrual : pendapatan (income) – biaya biaya = rugi/laba (surplus/defisit)
c.       Pendapatan (income) : penerimaan kas selama satu periode akuntansi – saldo awal piutang + saldo akhir piutang
d.      Biaya : kas yang telah dibayarkan selama satu periode akuntansi – saldo awal utang + saldo akhir utang.







TEORI AKUNTANSI BAB INCOME ( PENDAPATAN )

Laba ( Income)

            Makna income dalam konteks perpajakan dapat berbeda atau bahkan berbeda dengan makna income dalam akuntansi atau pelaporan keuangan. Dalam perpajakan income dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan. Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi), istilah income pada umumnya dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba lebih menggambarkan apa yang dimaksud income dalam buku-buku tersebut. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Buku ini menggunakan istilah laba untuk income yang digunakan dalam konteks akuntansi.

            Masalah pelik yang berkaitan dengan laba adalah menentukan konsep laba secara tepat untuk pelaporan keuangan sehingga angka laba merupakan angka yang bermakna (meaningful) baik secara intuitif maupun ekonomik bagi berbagai pemakai statemen keuangan. Pemaknaan atau pendefinisian laba mempunyai implikasi terhadap pengukuran dan penyajian laba.
            Karena akuntansi secara umum menganut konsep kos historis, asas akrual, dan konsep penandingan, laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih antara pendapatan dan biaya.

Tujuan Pelaporan Laba
            Telah disinggung di atas bahwa pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual.
           








 Apapun pengertian dan cara pengukurannya, laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai :
a)      Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of return invested capital).
b)      Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c)      Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
d)     Alat  pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
e)      Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
f)       Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
g)      Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
h)      Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i)        Dasar pembagian dividen.

Teori akuntansi tentang laba akan melibatkan pengukuran dan penyajian laba yang dapat memenuhi berbagai tujuan di atas. Untuk melayani berbagai kebutuhan di atas, ada dua pendekatan yang harus dipertimbangkan dalam akuntansi laba yaitu : satu laba untuk berbagai tujuan (single income for different purposes) atau beda tujuan beda laba (different incomes for different purposes). Pendekatan pertama berusaha untuk memformulasi konsep laba tunggal (umum) dan menyajikannya untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum. Inilah pendekatan yang ingin dicapai dalam merekayasa pelaporan keuangan umum (general purpose financial reporting).
Walaupun teori tentang konsep laba lebih berkaitan dengan pendekatan ini, akuntansi juga berusaha untuk menyediakan informasi agar tujuan khusus dapat dipenuhi dengan menyediakan informasi yang memungkinkan pemakai untuk menentukan konsep laba sesuai dengan kebutuhan spesifikasinya. Pendekatan kedua menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikannya  secara jelas berbagai konsep laba tersebut secara khusus. Kebutuhan khusus ini dapat dilayani dengan menyertai statemen keuangan umum (khususnya statemen laba-rugi) dengan berbagai laporan pelengkap.

Konsep Laba Konvensional
            Hendriksen dan van Breda (1992) mengemukakan bahwa laba akuntansi yang sekarang berjalan (konvensional) masih problematik secara teoretis. Laba akuntansi mempunyai beberpa kelemahan berikut :




a)      Laba akuntansi belum didefinisi secara semantik dan jelas sehingga laba tersebut secara intuitif dan ekonomik bermakna.
b)      Penyajian dan pengukuran laba masih difokuskan pada pemegang saham biasa atau residual.
c)      Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi peluang untuk terjadinya ketaktaatasaan (inkonsistensi) antar perusahaan.
d)     Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga.
e)      Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan yang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi di atas, bab ini membahas dua aspek pokok teori laba yaitu :
1.      Interprestasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori.
2.      Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.

Konsep Laba dalam Tataran Semantik
            Konsep dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus diletakkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat (useful) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi.
Pada tataran ini, teori berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah yang harus direpresentasi oleh laba. Seperti teori tentang aset, realitas atau kegiatan entitas apa yang harus direpresentasi oleh angka laba. Makna yang dikandung dalam laba akhirnya harus diinterpretasi oleh pemakai. Pemaknaan laba secara semantik akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintaktik yaitu pengukuran dan penyajiannya.

Pengukur Kinerja
            Pelaporan keuangan berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan atau daya melaba suatu kesatuan usaha dengan sumber daya (aset) yang dikuasainya dalam suatu perioda. Daya melaba merupakan informasi semantik yang diharapkan dibawa oleh informasi akuntansi melalui statemen keuangan yaitu objek (element), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Daya melaba akan mempunyai makna kalau laba dikaitkan dengan perioda dan sumber daya yang digunakan. Jadi, untuk menentukan daya melaba, tiga komponen harus diketahui yaitu laba, perioda, dan tingkat sumber daya (investasi).




 Laba dapat diinterpretasi sebagai pengukur keefisienan (efisiensi) bila dihubungkan dengan tingkat investasi karena efisiensi secara konseptual merupakan suatu hubungan atau indeks.
            Secara umum, efisiensi adalah kemampuan menciptakan keluaran (output) tertinggi dengan sumber daya tertentu sebagai masukan (input). Bila keluaran atau sasaran tertentu telah ditentukan, efisiensi adalah kemampuan mencapai keluaran tersebut dengan sumber daya terendah (minimum) yang dimungkinkan.
Dalam akuntansi, laba dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi (return on investment atau ROI). Bagi manajemen, efisiensi dapat diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas aset (return on assets atau ROA). Bagi kreditorefisiensi dapat ditunjukkan dengan tingkat bunga (return on loan atau ROL). Jadi, laba dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba menentukan ROI, ROA, ROL ssebagai pengukur efisiensi.

Konfirmasi Harapan Investor
            Perekayasaan pelaporan juga berusaha menyediakan informasi untuk meyakinkan bahwa harapan-harapan investor atau pemakai lainnya di masa lalu tentang kinerja perusahaan memang terrealisasi. Dengan demikian, laba dapat diinterpretasi sebagai sarana untuk mengkonfirmasi harapan-harapan tersebut. Asumsinya publik sebagai basis keputusan investasinya melalui prediksi laba.

Estimator Laba Ekonomik
            Perekayasaan akuntansi mengharapkan bahwa laba akuntansi akan mendekati laba ekonomik atau paling tidak merupakan estimator yang baik untuk laba ekonomik. Artinya, perubahan laba akuntansi diharapkan merefleksi pula perubahan ekonomik perusahaan. Dengan demikian, laba akuntansi masih tetap bermanfaat bagi investor yang mungkin lebih berkepentingan dengan laba ekonomik.
            Laba akuntansi adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan. Sementara itu, laba ekonomik adalah laba laba dari kaca mata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif bergantung pada karakteristik investor.




Makna Laba

            Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
a.       Kenaikan kemakmuran (wealth atau well-offness) yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas dapat berupa perorangan/individual, kelompok individual, institusi, badan, lembaga atau perusahaan.
b.      Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.
c.       Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarikoleh enitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan , investasi, sumber daya ekonomik, uang atau apapun yang bernilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran tersebut secara umum disebut kapital (capital). Kapital disini berbeda dengan modal karena modal mempunyai pengertian khusus dalam akuntansi yaitu ekuitas pemegang saham.
                                                           
Laba dan Kapital     
            Pembahasan laba tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan kapitaltetapi makna keduannya harus dibedakan. Kapital dapat diasosiasi dengan sediaan atau potensi jasa (stock concept).
Jadi, kapital dapat dipandang sebagai sediaan kemakmuran pada saat tertentu. Sementara itu, laba dapat diasosiasi dengan alira kemakmuran (flow concept). Jadi, laba adalah aliran potensi jasa yang dapat dinikmati dalam kurun waktu tertentu dengan tetap mempertahankan  tingkat potensi jasa mula-mula.

Konsep Pemertahanan Kapital
            Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas (perusahaan atau investor) berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah kapital (investasi) dipertahankan keutuhanya atau pilih seperti sedia kala (recovered).









Konsep ini mempunyai arti penting atau konsekuensi dalam beberapa hal yang saling berkaitan sebagai berikut :
a.                   Membedakan antara kembalian atas investasi (return on invesment) dan pengembalian investasi.
b.                  Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik (owner transactions).
c.                   Menjamin agar laba yang dapat didistribusi tidak mengandung pengembalian investasi.
d.                  Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital (capital adjusment) untuk mempertahankan kemampuan ekonomik (kapital) awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli sehingga laba ekonomik akan terukur pula.
e.                   Memungkinkan penggunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat kapital pada saat tertentu (awal dan akhir).
f.                   Memungkinkan penerapan pendekatan aset-kewajiban (asset-liability approach) secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomik.
Atas dasar berbagai uraian di atas, laba kemudian dapat didefinisi secara umum, formal, dan semantik sebagai berikut :
Laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal perioda).

Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik
            
Makna semantik laba yang dikembangkan di atas akhirnya harus dapat dijabarkan dalam tataran sintaktik. Ini berarti konsep laba harus dioperasionalkan dalam bentuk standar dan prosedur akuntansi yang mantap dan objektif sehingga angka laba dapat diukur dan disajikan dalam statemen keuangan.
            Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan (disclosures) merupakan masalah pada tataran sintaktik.



Pendekatan Transaksi
            
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi (terutama transaksi eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda. Karena laba didefinisi sebagai pendapatan dikurangi biaya, pengukuran dan pengakuan pendapatan dan biaya dalam suatu perioda sebenarnya juga merupakan pengukuran dan pengakuan laba. Oleh karena itu, pengukuran dan pengakuan laba juga akan paralel dengan kriteria pengakuan pendapatan dan biaya.

Pendekatan kegiatan
            Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini pararel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan (earning process) sebagai basis pengakuan pendapatan. Dengan konsep ini, pendapatan (dengan sendirinya laba) dapat dinyatakan telah terbentuk (earned) bersamaan dengan telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan pengumpulan kas).

Pendekatan Pemertahanan Kapital
            Dengan konsep pemertahanan kapital, laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua titik waktu yang berbeda. Dengan konsep ini, elemen statemen keuangan diukur atas dasar pendekatan aset-kewajiban. Jadi, dapat dikatakan bahwa laba adalah perubahan atau kenaikan kapital dalam suatu perioda. Dengan kata lain, laba adalah perbedaan nilai kapital pada dua saat yang berbeda. Masalah teoretis dalam hal ini adalah bagaimana kapital diukur atau dinilai dan bagaimana laba ditentukan.


Pengukuran atau Penilaian Kapital
Pengukuran kapital pada dua titik waktu menimbulkan masalah konseptual karena dengan berjalannya waktu beberapa hal yang bersifat ekonomik berubah dan harus dipertimbangkan yaitu unit atau skala pengukur dan dasar pengukur. Hal ini yang menentukan cara menilai kapital adalah jenis kapital (fisis atau financial) dan dasar penilaian.
Jenis Kapital
Jenis kapital berkaitan dengan karakteristik dan wujud kapital dari kacamata yang menguasai serta apa yang dimaksud harus dipertahankan untuk menentukan laba.




Dalam hal ini terdapat 2  jenis konsep kapital yaitu :
1.      Kapital Financial
Kapital financial adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Pada umumnya kapital financial adalah kapital yang dikuasai pemegang saham atau pemegang obligasi. Dari sudut pandang pemegang saham suatu perusahaan, laba atau kembalian atas kapital financial akan timbul bila jumlah rupiah aset bersih pada akhir suatu perioda melebihi jumlah rupiah aset bersih pada awal perioda. Dengan pendekatan ini, yang harus dipertahankan dalam penentuan laba adalah nilai ekonomik dalam arti nilai tukar kapital.
Kapital financial dari sudut badan usaha adalah jumlah rupiah yang melekat pada aset total badan usaha tanpa memandang jenis atau komponen aset. Dalam analisis statemen keuangan tradisional, tingkat kembalian atas kapital financial ini dinyatakan sebagai tingkat kembalian atas aset total atau rate of return on assets ( ROA ) yang dirumuskan sebagai berikut :

              Laba bersih + Biaya bunga
ROA =
                   Aset total rata-rata

Dari sudut pandang kreditor kapital financial adalah jumlah pinjaman yang tertanam di perusahaan.

2.      Kapital Fisis
Kapital fisis adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai sebagai kapasitas produksi fisis ( physical productive capacity ) yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dalam konteks akuntansi, entitas yang di maksud adalah badan usaha yang dijalankan oleh manajemen.dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas produksi fisis  pada akhir tahun suatu perioda melebihi kapasitas produksi fisis pada awal perioda. Yang harus dipertahankan dalam menentukan laba dalah kapasitas produksi fisis.
   



Perbedaan utama antara 2 kosep diatas adalah :
a.       Perlakuan terhadap pengaruh perubahan harga atas aset yang ditahan atau kewajiban yang ditanggung selama suatu perioda seandainya pengaruh tersebut diakui.
b.      Dalam konsep kapital financial, pengaruh perubahan akan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan melalui statemen laba-rugi.
c.       Dalam konsep kapital fisis, pengaruh perubahan diakui sebagai penyesuai kapital dan tidak masuk dalam statemen laba-rugi.

Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah unit pengukur yang dapat dilekatkan pada suatu obyek sehingga obyek tersebut dapat dibedakan besar- kecilnya (magnitudanya) dari obyek yang lain atas dasar unit pengukur tersebut. Dalam teori pengukuran dikenal empat macam skala pengukuran yaitu kategori (nominal), ordinal, interval, dan rasio.

Skala Nominal
Skala noinal adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya beli dengan berjalanya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karena nilai rupiah dianggap konstan sepanjang masa, akuntansi atas dasar ini sering disebut akuntansi dengan asumsi nilai rupiah konstan yang di Amerika disebut “constant dollar accounting”.

Skala Daya Beli
Skala daya beli merupakan skala untuk mengatasi kelemahan skala rupiah nominal. Perubahan skala pengukuran dari rupiah nominal ke rupiah daya beli secara substantif tidak berpengaruh trehadap laba sebagai perubahan nilai ekonomi kapital tetapi yang berubah adalah skala pengukuranya.

Dasar atau Atribut Pengukuran

Dua dasar penting yang berpaut dengan penentuan laba yaitu kos historis (historical cost) dan kos sekarang (current cost) yang keduanya merupakan nilai masukan (inputvalue).




Ø  Kos Historis
Kos historis merupakan jumlah rupiah sepakatan atau harga pertukaran yang telah tercatat dalam sistem pembukuan. Kos historis dipilih biasanya karena kos tersebut obyektif dan dapat diuji kebenaranya (verifiable).
Ø  Kos Sekarang
Kos sekarang menunjukan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara (ekuivalenya).
Selisih antara kos historis dan kos sekarang harus dibedakan dengan selisih akibat dijabarkanya rupiah nominal menjadi rupiah daya beli. Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena perubahan harga barang tertentu  akibat perubahan selera,teknologi, dan fungsi.

Pengukuran  Laba dengan Mempertahankan Kapital
Ada tiga faktor penentuan nilai kapital (jenis, skala, dasar penilaian) yang saling berinteraksi menimbulkan berbagai macam pendekatan atau basis penilaian kapital. Berbagai pendekatan penilaian kapital dan implikasinya terhadap penentuan laba antara lain adalah :

Ø  Kapitalisasi aliran kas harapan (capitalization of expected cash flows)
Pendekatan ini berpaut dengan pengukuran laba dari kacamata pemegang saham atau investor sebagai entitas. Oleh karena itu, kapital disini adalah kapital financial berupa nilai investasi yang tertanam di perusahaan yang menjadi klaim pemegang saham. Konsep laba ini mendekati konsep laba ekonomik, dengan konsep ini akan ditentukan nilai kapitalisasian investasi pemegang saham pada awal dan akhir perioda. Nilai kapitalisasian adalah nilai diskunan atau nilai sekarang semua aliran kas masa datang dari investasi selama perioda ayng diharapkan investor. Aliran kas ini dapat berupa deviden kas periodik dan kas hasil penjualan atau likuidasi seluru investasi di akit perioda yang dihrapkan. Bila tidak ada pembagian deviden,aliran kas adalah kas yang akan diterima seandainya sebagian investasi dijual secara periodik sebanyak kenaikan nilai investasi.
Walaupun konsep kapitalisasi mempunyai keunggulan dalam mengukur laba yang mendekati laba ekonomik, sistem pembukuan perusahaan mungkin tidakmendukung pengoperasian konsep ini.


 Beberapa keberatan yang diajukan terhadap konsepini antara lain :
·         Tarif kapitalisasi yang digunakan dimata perusahaan tidak selalu sama dengan tarif menurut presepsi investor.
·         Angka laba yang dihasilkan tidak intuitif karena komponen-komponen pembentuknya tidak tampak.
·         Konsep ini terlalu menekan pada nilai waktu uang dan aliran kas dan mengabaikan faktor-faktor ekonomik yang lain.
Ø  Penilaian pasar atau aset bersih perusahaan (market valuation of the firm) penilaian ini memandang kapital sebagai kapital financial serta merupakan alternatif kapitalisasialiran kas. Kapital diukur atas dasar berapa jumlah rupiah yang investor bersedia membayar untuk seluruh kekayaan perusahaan dikurangi seluruh kewajiban. Untuk memperoleh nilai kapital yang wajar,dapat digunakan alternatif penilaian yaitu kapital diukur atas dasar perkalian antara volume saham yang beredar dengan harga pasar sahal pada awal dan akhir perioda.

Ø  Setara kas sekarang (current cash equivalent) penilaian ini memandang kapital sebagai fisis.
Dasar pengukuran adalah gunggungan (sum) semua jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai semua utang. ini berarti bahwa harga pasar dianggap sebagai nilai kesempatan (opportunity value). Jumlah rupiah setara tunai ini didasarkan atas harga pasar penjualan pos aset secara individual yang dimiliki / dikuasai perusahaan.

Ø  Harga masukan historis (historical input prices) penilaian ini merupakan salah satu pendekatan penilaian dengan nilai masukan. Laba merupakan kenaikan aset, walaupun berbasis harga masukan, beberapa komponen aset     pada akir perioda mungkin merefleksi harga keluaran.
Penilaian ini memandang kapital sebagai kapital fisis. Laba diukur berdasarkan selisih aset bersih awal dan akhir perioda yang masing-masing dinyatakan dalam kos historisnya. Hasilnya akan sama dengan laba yang dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Hal inilah yang dianut oleh akuntansi konvensional. Jadi, akuntansi konvensional sebenarnya juga menganut konsep pemertahanan kapital.



Ø  Harga masukan sekarang (current input prices) penilaian ini pada dasarnya sama dengan harga masukan historis kecuali bahwa dalam pendekatan ini menilai komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos pengganti pada saat itu. Kos pengganti suatu aset adalah jumlah rupiah yang harus dikorbankan seandainya suatu entitas tidak menguasai / memiliki aset bersangkutan. Pendekatan ini sebenarnya berusaha untuk merinci laba menjadi laba normal yang menunjukan kinerja manajemen dan laba semata-mata karena perubahan harga. Bila aset dipandang sebagai kapital fisis, untung atau rugi perubahan harga akan merupakan jumlah penyesuaian kapital agar kapital awal tetap dapat dipertahankan.

Ø  Pertahanan daya beli konstan (maintenance of constant purchasing power) pengukuran dengan unit daya beli konstan ini basisnya adalah kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu ( dapat di indeks awal tahun, rata-rata, atau akhir tahun).
Laba yang diukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan menggambarkan tambahan daya beli kapital yang dimiliki / dikuasai perusahaan tanpa harus mengurangi daya beli kapital yang mula-mula. Secara umum dapat dikatakan bahwa penentuan laba atas dasar konsep pemertahanan kapital memerlukan penilaian atas kapital baik fisis maupun financial pada awal dan akhir suatu perioda.
Laba dan Teori Entitas

Membahas berbagai konsep entitas selain kesatuan usaha dan implikasinya terhadap pengertian dan penyajian laba. Karena berkaitan dengan siapa yang berhak atas laba, teori entitas (kesatuan) sering disebut pula dengan teori ekuitas. Terdapat beberapa teori entitas atau teori ekuitas yang banyak dibahas dalam literatur teori akutansi, yaitu entitas usaha bersama, entitas usaha atau bisnis, entitas investor, entitas pemilik, entitas pemilik residual, entitas pengendali, dan entitas dana.
Teori entitas selalu dikaitkan dengan partisipan dalam kegiatan ekonomik. Partispan tersebut merupakan pihak yang akhirnya meneima manfaat dari nilai tambahan yang timbul akibat kegiatan ekonomik. Teori kesatuan juga mempunyai implikasi tentang tujuan pelaporan keuangan dan bentuk atau susunan statemen laba-rugi.



Penyajian Laba

Penyajian laba berdasarkan masalah konseptual adalah pemisahan  pelaporan pos – pos transaksi dengan pemilik. Pos-pos operasi dalam arti luas dilaporkan melalui statemen laba-rugi sedangkan pos-pos yang jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan atau statemen perubahan ekuitas